Kenaikan Titik Didih: Pengaruh Zat Terlarut pada Pelarut

Kenaikan Titik Didih adalah salah satu sifat koligatif larutan yang fundamental dalam kimia. Fenomena ini menjelaskan bahwa penambahan zat terlarut non-volatil ke dalam suatu pelarut murni akan menyebabkan peningkatan suhu di mana larutan tersebut mendidih. Ini adalah konsep penting yang memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Secara sederhana, Kenaikan Titik Didih terjadi karena adanya partikel zat terlarut yang menghalangi molekul-molekul pelarut untuk menguap. Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan uap larutan dibandingkan dengan pelarut murni pada suhu yang sama. Semakin banyak zat terlarut, semakin rendah tekanan uapnya.

Untuk mencapai titik didih, tekanan uap larutan harus sama dengan tekanan atmosfer di sekitarnya. Karena tekanan uap larutan lebih rendah, dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk mencapai kesetimbangan ini. Inilah esensi dari fenomena Kenaikan Titik Didih.

Faktor-faktor yang memengaruhi Kenaikan Titik Didih utamanya adalah konsentrasi zat terlarut. Semakin tinggi konsentrasi (jumlah partikel) zat terlarut dalam pelarut, semakin besar pula kenaikan titik didihnya. Jenis zat terlarut non-volatil tidak memengaruhi besar kenaikannya, hanya jumlah partikelnya.

Konsep ini juga berlaku secara universal, tidak hanya pada air. Setiap pelarut memiliki nilai tetapan kenaikan titik didih molal (Kb​) yang spesifik. Nilai Kb​ ini menunjukkan seberapa besar titik didih pelarut akan naik untuk setiap molalitas zat terlarut yang ditambahkan.

Contoh paling mudah dari naiknya Titik Didih dapat kita temui saat memasak. Ketika Anda menambahkan garam ke dalam air mendidih untuk memasak pasta, Anda akan melihat bahwa air tersebut memerlukan suhu yang sedikit lebih tinggi untuk kembali mendidih. Garam adalah zat terlarut non-volatil yang menyebabkan efek ini.

Dalam industri, konsep ini dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi. Misalnya, dalam sistem pendingin mesin atau radiator kendaraan, penambahan zat tertentu (seperti etilen glikol) ke dalam air tidak hanya mencegah pembekuan tetapi juga menaikkan titik didih cairan pendingin.

Kenaikan Titih Didih juga digunakan dalam penentuan massa molar zat terlarut yang tidak diketahui. Dengan mengukur kapan naiknya titik didih larutan yang dibuat, dan mengetahui massa pelarut serta nilai Kb​, massa molar zat terlarut dapat dihitung secara akurat.